18 July 2009

Matriks Oklusal Pra-Operatif Membantu Pembentukan Kontur Oklusal Restorasi Komposit Resin Pada Oklusal Posterior—Rasional Klinis Dan Teknik

Ringkasan
1. Mendeskripsikan suatu alternatif teknik aplikasi komposit resin pada oklusal.
2. Menjelaskan bagaimana mereproduksi morfologi oklusal secara lebih akurat dan menghemat waktu penyesuaian oklusal.
3. Menjelaskan bagaimana mempertahankan dimensi oklusal yang ada saat aplikasi restorasi dalam kasus-kasus erosi.

Abstrak
Artikel klinis ini mendeskripsikan dan membahas suatu teknik, menggunakan matriks oklusal pra-operatif, yang dapat mereplikasi morfologi gigi saat aplikasi komposit resin pada gigi posterior. Dideskripsikan dua kasus klinis. Teknik ini menawarkan penghematan waktu klinisi karena kebutuhan penyesuaian oklusal minimal.
Sumber: British dental journal, 2009; 206(6): 315-317.


PENDAHULUAN
Kekhawatiran tentang pengaruh dental amalgam terhadap lingkungan telah diekspresikan. Topik tersebut difokuskan pada pelepasan merkuri dari dental unit ke dalam air lingkungan dan dari kremasi orang meninggal yang memiliki tumpatan amalgam. Polusi lingkungan yang dihasilkan membuat banyak negara melarang penggunaan dental amalgam. Hal ini mengharuskan penggunaan bahan tumpatan alternatif dan komposit resin adalah salah satunya. Bahan tersebut tidak mengandung merkuri dan merupakan suatu proses kimiawi, yang dikembangkan oleh R. L Bowen, bahan ini terdiri dari matriks resin 2,2 bis-[-4,(2-hydroxy-3-methacryloyloxy-propyloxy]-phenyil-]-propane [umum dikenal sebagai BIS-GMA atau resin Bowen] yang dicampur dengan filler anorganik, di-bonding pada matriks, oleh coupling agent y-methacryloxypropyltrimethoxy silane. Derivat modern bahan tersebut diatur oleh reaksi polimerisasi yang dipicu oleh paparan sinar tampak warna biru pada bahan. Dalam restorasi gigi-geligi posterior, aplikasi klinisnya telah diajarkan di fakultas kedokteran gigi di Irlandia dan Inggris karena menawarkan berbagai kelebihan, jika diaplikasikan bersama dengan etsa asam dan bonding dentin, yaitu mengurangi pembuangan substansi gigi sehat untuk keperluan retensi, estetik baik, memperkuat struktur gigi yang tersisa dan meningkatkan resistensi fraktur gigi yang direstorasi. Penggunaan bahan ini juga mengurangi kontaminasi merkuri di masa yang akan datang. Namun, disadari bahwa dalam pembentukan kembali morfologi oklusal menggunakan bahan tumpatan ini dibutuhkan banyak waktu dan tergantung pada ketrampilan yang tinggi. oleh karena itu, sebagian ahli menganjurkan pembuatan matriks oklusal, sebelum dilakukan preparasi kavitas, yang dapat digunakan untuk membentuk kontur akhir tumpatan komposit resin. Bahan yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut adalah clear polyvinyl siloxane bite registration material [Memosil, Heraus Kulzer, Jerman] atau suatu Vaseline yang memisahkan resin komposit light-cured temporer [Fermit, Vivadent, Brazil]. Namun, teknik replikasi semacam itu sangat tergantung pada morfologi oklusal yang masih utuh, seperti dalam kasus karies yang tersembunyi, atau terdapat restorasi gagal dengan morfologi oklusal baik. Jika menemukan kondisi semacam itu, teknik matriks oklusal pra-operatif dilakukan dengan benar, maka restorasi komposit resin dapat: (a) mereproduksi morfologi dan oklusi awal; (b) finishing dan polishing minimal atau tidak perlu dilakukan; (c) mengurangi insiden terbentuknya ruang hampa pada permukaan oklusal; (d) meminimalisir jumlah flash pada margin restorasi; (e) menghasilkan permukaan oklusal yang terpolimerisasi secara optimal karena tidak udara tidak terperangkap dalam matriks selama proses curing.
Sejak tahun 2000, semua lesi karies oklusal pada gigi posterior de novo yang ditemukan di klinik restoratif pra-sarjana Dundee Dental Hospital and School, dan membutuhkan restorasi, telah direstorasi menggunakan komposit resin bonded secara langsung. Digunakan salah satu teknik matriks oklusal pra-operatif, jika perlu. Selain itu, teknik ini juga digunakan sebagai pengganti restorasi posterior untuk mereplikasi bentuk oklusal akibat keausan gigi, dimana terjadi submarginasi restorasi karena dibutuhkan banyak waktu untuk merestorasi skema oklusal yang sama. Submarginasi timbul jika substansi gigi asli, yang mengelilingi restorasi intra-koronal logam, mengalami erosi akibat paparan asam secara kronis. Hal tersebut membuat restorasi terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan struktur gigi di sekitarnya.
Makalah teknik klinis ini ditujukan untuk mendeskripsikan metode restorasi tersebut yang diilustrasikan dalam suatu kasus yang dirawat oleh salah satu penulis, yaitu seorang mahasiswa kedokteran gigi [Kasus satu] dan juga, untuk mendeskripsikan bagaimana teknik dasar dapat dimodifikasi untuk meniru morfologi oklusal suatu restorasi dimana terjadi submarginasi akibat keausan gigi, seperti yang diilustrasikan dalam Kasus dua.

Studi Kasus Satu dan Teknik Klinis
Pasien adalah seorang mahasiswi berusia 20 tahun yang datang ke Rumah Sakit Gigi Dundee, ia tidak pernah melakukan kunjungan ke dokter gigi sejak masa sekolah. Pada banyak gigi posteriornya, pasien memiliki tanda-tanda karies oklusal meskipun secara virtual, permukaan oklusal terlihat utuh. Karies tersebut banyak ditemukan dalam radiografi bitewing. Salah satu gigi tersebut adalah gigi molar satu kiri permanen rahang atas [Gambar 1]. Karena pasien tidak memiliki tumpatan amalgam, dan kavitas yang terbentuk dikelilingi oleh email, maka bahan restoratif yang dipilih adalah komposit resin. Sebelum dilakukan preparasi kavitas, diadministrasikan anestetik lokal [lignokain dengan adrenalin 1: 80000] melalui infiltrasi bukal. Sementara menunggu efeknya timbul, dibuat matriks oklusal pra-operatif menggunakan pasta transparan polyvinyl siloxane bite registration [Memosil]. Yang diaplikasikan menggunakan automix tip yang disediakan pabrik [Gambar 2] pada permukaan oklusal gigi-geligi yang saling berantagonis dan pasien diminta untuk memposisikan gigi-geligi dalam oklusi sentrik. Setelah cetakan mengeras, matriks oklusal [Gambar 3] dilepaskan dari gigi-geligi dan dipasangkan pada salah satu gigi untuk digunakan dalam kunjungan ini dan berikutnya. Sama dengan kavitas oklusal lainnya, untuk restorasi menggunakan komposit resin, pasien diminta untuk melakukan kunjungan kembali, matriks menutupi sebagian besar lengkung gigi. kemudian, kavitas dipreparasi menggunakan bur berkecepatan tinggi dan rendah, karies dibersihkan menggunakan ekskavator tangan dan bur bulat berkecepatan rendah. Kavitas yang terbentuk diberi liner semen kalsium hidroksida Alkaliner [3M ESPE, UK] dan light activated resin modified glass polyalkenoate Vitrebond [3M ESPE, AS]. Tepi-tepi email kavitas diberi etsa asam menggunakan gel etsa asam fosfat 37% [Unogel, Unodent, UK] yang diaplikasikan selama 30 detik. Kemudian diaplikasikan dentine bonding agent Clearfil SE [Kurray, Jepang] pada dinding-dinding kavitas, sesuai dengan instruksi pabrik. Kemudian, kavitas ditumpat secara bertahap menggunakan komposit resin nano-filled Filtek Supreme [3M ESPE, AS] dimana setiap lapisan di-curing menggunakan unit light curing sinar tampak warna biru selama 30 detik [Smart Lite, DENTSPLY De Trey, Jerman]. Setelah aplikasi lapisan terakhir, matriks Memosil dipasangkan kembali pada gigi-geligi sebelum diberi paparan unit light curing. Setelah proses curing selesai, matriks oklusal dilepaskan dan dilakukan pemeriksaan oklusi restorasi akhir. Dalam kasus ini, tidak dilakukan penyesuaian morfologi restorasi, namun jika diperlukan, dapat dilakukan menggunakan bur finishing komposit. Gambar 4 menunjukkan restorasi yang telah selesai.

Studi Kasus Dua dan Teknik Klinis
Pasien adalah seorang pria berusia 50 tahun yang menjalani perawatan restoratif untuk mengatasi keausan gigi-geliginya. Dalam kasus ini, ditemukan adanya karies di sekitar margin oklusal yang defisien pada tumpatan amalgam distobukal gigi premolar dua rahang bawah disertai dengan submarginasi substansi gigi di sekitarnya [Gambar 5]. Gigi tersebut terletak pada posisi strategis untuk mempertahankan dimensi vertikal oklusal pasien [Gambar 6] oleh karena itu, diinginkan agar restorasi penggantinya memiliki skema oklusal yang sama. Dalam kasus ini, sebelum pembentukan matriks Memosil pra-operatif [Gambar 7], diskrepansi marginal restorasi lama diperbaiki menggunakan semen glass polyalkenoat konvensional [Fuji IX, GC, Jepang]. Kemudian, matriks dilepaskan serta dilakukan pembersihkan karies dan restorasi. Kavitas yang terbentuk diberi liner Vitrebond dan dilakukan etsa asam dan bonding dentin [Prime and Bond NT, Dentsply, UK] pada tepi-tepi kavitas sebelum dilakukan penumpatan menggunakan komposit resin [Spectrum, Dentsply, UK]. Matriks dipasangkan kembali setelah insersi lapisan komposit yang terakhir kemudian dilakukan light curing melalui matriks. Setelah matriks dilepaskan, restorasi yang telah di-curing hanya membutuhkan sedikit penyesuaian [Gambar 8].
Harus diperhatikan bahwa dalam semua kasus yang dilaporkan, rubber dam tidak diaplikasikan, namun digunakan saliva ejector dan isolasi kapas selama prosedur.

DISKUSI

Selama 8 tahun pengalaman kami menggunakan teknik aplikasi matriks oklusal pra-operatif ini, pada tumpatan komposit resin gigi posterior, dapat mereproduksi morfologi dan oklusi gigi yang asli. Finishing dan polishing restorasi semacam itu minimal atau bahkan, tidak diperlukan. Seperti dalam kasus yang disajikan di sini, jika aplikasi lapisan terakhir komposit resin dilakukan dengan hati-hati, tidak mengisi kavitas secara berlebihan, tingkat flash pada tepi-tepi restorasi minimal. Keuntungan teknik ini telah dilaporkan oleh penulis lainnya. Kami yakin bahwa tekanan yang diaplikasikan melalui kontak ujung unit light curing pada matriks Memosil yang dipasangkan, sebelum curing lapisan komposit terakhir, dapat mencegah pembangunan restorasi secara berlebihan. Meskipun dalam kasus yang diuraikan disini rubber dam tidak digunakan, aplikasinya tidak mencegah penggunaan matriks oklusal pra-operatif. Dalam kasus semacam itu, harus diingat bahwa pembentukan matriks harus dilakukan terlebih dahulu sebelum aplikasi rubber dam dan preparasi kavitas sehingga matriks dapat mencetak oklusi sentrik pasien.
Aplikasi baru teknik ini, yang dilaporkan dalam makalah ini, adalah meniru morfologi oklusal restorasi yang gagal dan mengalami submarginasi. Pengoreksian defisiensi, menggunakan semen glass polyalkenoat sementara, sebelum pembuatan matriks pra-operatif, menjamin kenyamanan pasien dan mempermudah pembuatan tiruan relasi oklusal dan morfologi oklusal pada restorasi baru yang telah dikoreksi. Aplikasi tersebut belum pernah dilaporkan.
Karena makalah ini merupakan suatu laporan kasus, kami tidak dapat membuktikan kelebihan teknik ini terhadap sifat-sifat fisik restorasi. Menurut Hamilton dkk, kelebihan tersebut antara lain:
Selama proses curing, oksigen akan dikeluarkan dari permukaan restorasi sehingga terjadi polimerisasi yang optimal.
Dalam restorasi akhir, ruang hampa berkurang, dibandingkan dengan restorasi komposit yang diaplikasikan secara konvensional. Terjadinya porositas dalam restorasi komposit resin dibuktikan menimbulkan efek samping bagi ketahanan bahan.
Meskipun terdapat suatu pendapat bahwa diperlukan waktu kunjungan tambahan untuk membuat matriks pra-operatif, kami dan penulis lainnya menemukan bahwa waktu yang hilang seimbang dengan waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kontur permukaan dan melakukan penyesuaian oklusal. Penulis lainnya menyatakan bahwa penyesuaian dan finishing permukaan oklusal komposit resin posterior, menggunakan metode konvensional, agar harmonis dengan oklusi antagonisnya membutuhkan waktu yang banyak. Aplikasi teknik matriks oklusal pra-operatif, seperti yang dideskripsikan di sini, menghilangkan kebutuhan tersebut dan menghemat lebih banyak waktu.

2 komentar:

Anonymous,  January 16, 2010 at 5:00 PM  

I wish not agree on it. I assume precise post. Expressly the designation attracted me to study the intact story.

Anonymous,  February 22, 2011 at 3:12 AM  

hi, new to the site, thanks.

Berhitung!

Pasang Aku Yaa

go green indonesia!
Solidaritas untuk anak Indonesia

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP